Sunday, 29 December 2024

WAKTU YANG TERUS BERLALU

 

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

Segala sesuatu yang kita miliki dan kekayaan sebesar apapun yang hilang dari seseorang, masih sangat mungkin untuk dicari dan dimiliki kembali, kecuali waktu yang telah pergi berlalu. Ia pergi dan tak akan mungkin Kembali. Sebagian ulama mengingatkan

ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك

“Wahai anak adam, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu pergi, maka akan hilang pula sebagian dari dirimu.”

Itulah mengapa waktu bagi seorang muslim adalah harta yang paling berharga baginya. Bagaimana tidak, karena waktu adalah modal baginya untuk bisa segera memperbanyak amal kebaikan dan menghapus segala keburukan.

Ladang amal membentang begitu luas, sedangkan umur yang dimiliki sangatlah terbatas. Maka aneh jika ada yang mengaku hambanya Allah, namun rela menghabiskan waktunya untuk menunggu sesuatu yang sebenarnya tidak ada apapun disitu, hanya sekedar pergantian waktu.

Lebih mengherankan lagi jika kemudian dia rela mengisinya dengan segala kesia-siaan atau bahkan dengan aneka ragam kemaksiatan. Turut bergembira ria dalam pesta pora atas sesuatu yang hakikatnya tidak menambah kebaikan apapun untuk dirinya.

Mungkinkah kiranya ada orang yang bisa bersenang-senang hingga lupa daratan jika dia tahu tahun yang ia tunggu itu sebenarnya bisa jadi menjadi tahun dia diusung pindah pemakaman ?

Apakah mungkin seseorang bisa tertawa lepas jika sebenarnya di tahun yang dinantikannya tersebut dia akan melalui kehidupan yang berat, jatuh terpuruk, terhempas dan terkoyak. Lalu boleh jadi tak sebutir pahalapun yang akan dia dapat dari semua musibah yang menimpanya ?

Benarkah sebuah nasehat dari imam Syafi’I Ketika beliau berkata :

 

فكم من فتى امسى واصبح ضاحكا … وقد نسجت اكفانه وهو لا يدري

Betapa banyak orang yang segar bugar di sore atau pagi hari ia tertawa ria.
Sementara kain kafannya sedang dipersiapkan dan ia tidak menyadarinya

 Semoga bermanfaat

 

No comments:

Post a Comment