Tuesday 31 March 2020

QOUTE : BINTANG

DOA KETIKA DITIMPA MUSIBAH


إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

“Kami adalah miliknya Allah dan hanya kepadaNya semata kami dikembalikan. Ya Allah, berilah aku pahala dari musibah ini dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya." 

═══ ❁✿❁ ═══

Insyaallah dengan membaca doa ini yang sakit diberikan kesembuhan, yang hilang hartanya akan diberi rezeki yang lebih barakah, yang ditinggalkan akan didatangkan sang pengganti yang lebih baik dari yang pergi.

Ummu Salamah mengatakan : "Ketika Abu Salamah meninggal, aku membaca doa ini, lalu Allah memberikan suami yang lebih baik sebagai gantinya, yakni Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam." (HR. Muslim)

©️AST

YANG BELAGU ITU BIASANYA YANG BARU TAHU

Dalam dunia persilatan ada semacam ungkapan : "Pendekar sabuk putih selalu lebih galak dari sabuk hitamnya".

Pendekar yang baru menguasai satu dua jurus pengennya berantem melulu. Tapi kalau sudah level suhu atau jawaranya, justru sangat berhati-hati bertingkah laku dan bersikap tawadhu'.

Ternyata ini juga real di dunia ilmu agama. Tidak jarang kita temui, mereka yang ketus kata-katanya, keras cara beragamanya, merasa paling shahih pendapatnya sedangkan yang lain dianggap salah, sesat, bid'ah ahli neraka semuanya, biasanya itu pemula, yang baru belajar satu dua huruf.

Kalau yang sudah alim beneran, umumnya lebih kalem dan berhati-hati. Meski tetap ada juga satu dua yang sudah alim tapi perilakunya tak ubahnya orang jahil. Yang kayak gitu mungkin kalemnya  akronim dari KAyak LEMbu. Main seruduk melulu.....

═══ ❁✿❁ ═══

Berkata orang yang digelari : Syaikhul Islam, Kebanggaan para Mujahidin, al Hafidz, al imam Zuhud, Abdullah bin Mubarak :

إن العلم ثلاثة أشبار : من دخل في الشبر الأول، تكبر ومن دخل في الشبر الثانى، تواضع ومن دخل في الشبر الثالث، علم أنه ما يعلم.

“Ilmu itu terdiri dari tiga tingkat. Jika seseorang baru menapaki tingkat pertama, maka dia menjadi tinggi hati. Apabila dia telah menapaki tingkat kedua, maka dia pun menjadi rendah hati (tawadhu’). Dan bilamana dia telah menapaki tingkat ketiga, maka dia akan merasa tidak tahu apa-apa."