Tuesday 21 September 2021

HUKUMAN MENINGGALKAN ILMU


 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي المَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ، فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ، قَالَ: فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّا أَحَدُهُمَا: فَرَأَى فُرْجَةً فِي الحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا، وَأَمَّا الآخَرُ: فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ، وَأَمَّا الثَّالِثُ: فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا، فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ ‌فَآوَاهُ ‌اللَّهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ

“Pada suatu hari Rasulullah sedang bermajelis di masjid bersama para shahabat. Lalu datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Rasulullah dan yang seorang lagi pergi. Yang menghadap kepada beliau berdiri sejenak di hadapan Rasulullah , kemudian satu diantaranya melihat tempat kosong dalam majelis maka ia duduk di tempat itu. Sedangkan yang kedua duduk di belakang mereka, sedangkan yang ketiga sudah berbalik pergi.

Setelah Rasulullah selesai dari bermajelis, Beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi ? Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah, maka Allah pun berpaling darinya.” (HR. Bukhari)

FAIDAH :

1.     Hadits diatas menjelaskan tentang tiga jenis keadaan manusia ketika menyikapi ilmu agama, dua dinyatakan beruntung dan satu yang celaka.

 

2.     Yang paling beruntung adalah orang yang pertama, ia begitu bersungguh-sungguh dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan terbaik untuk meraih ilmu.

 

Selanjutnya yang juga terhitung masih beruntung adalah orang yang tetap hadir di majelis ilmu. Hanya saja rasa mindernya menghalangi dia untuk maksimal. Ia dimaafkan karena udzur rasa malunya.

 

Dan yang celaka adalah orang ketiga yang berpaling dari mendapatkan ilmu.

3.     Manusia yang paling rugi dan celaka adalah orang yang mendapatkan peluang belajar untuk belajar agama namun ia sia-siakan begitu saja. Allah telah membuatnya dekat dengan seseorang berilmu, bahkan mungkin lembaga agama, namun ia abaikan begitu saja dan memilih sibuk dengan terus-menerus mengejar dunia yang tiada habisnya.

4.     Untuk ilmu ia selalu menghindar. Angannya tertipu dengan alasan yang fikir bisa menjadi udzur : “Nggak papa nggak belajar agama, Allah kan maha pengampun.” Tapi anehnya jika urusannya mengejar dunia, dia selalu siap mati-matian dan tidak mau ketinggalan.

Seandainya dia mau merenung, rsanya  tidak perlu harus menunggu sidang di Akhirat agar dia tahu, bahwa udzur yang dibuatnya itu adalah tipuan setan yang akan mencelakannya.

5.     Orang yang memilih meninggalkan warisan para nabi demi mencari warisan fir’aun dan Qarun. Maka wajar bila Allah berpaling darinya. Lalu kerugian apa yang lebih besar bagi seorang hamba dari pada berpalingnya Allah dari dirinya ?

 

 

Wallahu a'lam.

 

Wednesday 10 February 2021

TADABUR QUR'AN 9 : MENEBAR RASA AMAN

Nabi Yusuf 'alaihissalam berkata kepada saudaranya, Benyamin : 

  فَلَا تَبْتَئِسْ 
"Jangan engkau berduka..." (QS. Yusuf : 69)

Nabi Syu'aib 'alaihissalam menenangkan Musa dengan berkata :

  لَا تَخَفْ 
"Jangan engkau takut..." (QS. al Qashas : 25)

Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam menghibur Abu Bakar dengan mengatakan :

 لَا تَحْزَنْ 

"Jangan engkau bersedih..." (QS. At Taubah : 40)

Saudaraku, menebar ketenangan, kedamaian dan rasa aman kepada jiwa-jiwa yang sedang bersedih, gelisah dan takut adalah metode para nabi dalam menyampaikan dakwah.

Sedangkan menimbulkan ketakutan, kepanikan dan kekacauan di tengah-tengah masyarakat adalah cara-cara setan dalam membuat kesesatan.

Dinukil dari tulisan Syekh Dr. M. Ar Rabi'ah dengan tambahan.

©AST
═══ ❁✿❁ ═══
SUBULANA
 ⤵️https://t.me/subulana
📱facebook.com/AhmadSyahrinThoriq
🌐www.konsultasislam.com

Saturday 16 January 2021

DOA LAKNAT UNTUK PENGUASA DZALIM

Berikut ini adalah salah satu redaksi doa yang pernah dibaca oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ta'ala kepada penguasa dzalim kala itu, Mahmud Qazan.

Dalam kitab Bidayah wa Nihayah diceritakan, doa itu dibaca sang imam di depan umum, dihadapan rakyat banyak yang juga dihadiri oleh Qazan. Uniknya, si Sultan tersebut turut mengangguk angguk dan menengadahkan tangan mengaminkan doa, karena ternyata dia tak paham bahasa Arab !

اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ عَبْدُكَ هَذَا مَحْمُودٌ إِنَّمَا يُقَاتِلُ لِتَكُونَ كَلِمَتُكَ هِيَ الْعُلْيَا، وَلِيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لَكَ - فَانْصُرْهُ، وَأَيِّدْهُ، وَمَلِّكْهُ الْبِلَادَ وَالْعِبَادَ، وَإِنْ كَانَ إِنَّمَا قَامَ رِيَاءً وَسُمْعَةً، وَطَلَبًا لِلدُّنْيَا، وَلِتَكُونَ كَلِمَتُهُ هِيَ الْعُلْيَا، وَلِيُذِلَّ الْإِسْلَامَ وَأَهْلَهُ، فَاخْذُلْهُ، وَزَلْزِلْهُ، وَدَمِّرْهُ، وَاقْطَعْ دَابِرَهُ

"Ya Allah, sekiranya hambaMu si Mahmud ini berperang untuk meninggikan kalimatMu dan menjadikan agama hanya untukMu, maka tolonglah dia dan perkuat dia dan kerajaannya. 

Tapi bila dia berperang hanya untuk riya` dan sum'ah, mengejar dunia agar dia yang jadi tertinggi, lalu dengan itu ia hendak merendahkan Islam dan kaum muslimin, hinakan dan hancurkan dia dan putuskan keturunannya."

Wah, koq bisa ibnu Taimiyah mendoakan keburukan kepada pemimpin muslim ? Kan sunnahnya mendoakan kebaikan untuk pejabat ?  Mungkinkah beliau waktu itu belum kenal manhaj salaf  ? 

Sak karepmu lah !