Sunday 1 July 2018

PENYEBUTAN MANUSIA DAN JIN DALAM AL QUR'AN


            Diantara bentuk keunikan sekaligus keagungan kalimat dari ayat-ayat al Qur’an adalah : ketika menyebut sesuatu yang diawalkan pasti ada keutamaan atau kekhususan daripada sesuatu yang disebut belakangan.

Kita ambil salah satu contohnya, yakni ketika al Qur’an menyebut Jin dan manusia. Disurah al Isra ayat ke 88, kata manusia disebut lebih dahulu, sedangkan disurah ar Rahman Jin yang pertama kali disebut, berikut ayatnya : 

قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُواْ بِمِثْلِ هَـذَا الْقُرْآنِ لاَ يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ
Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) al-Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya.” (QS.Al-Isra’: 88)

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا
“Wahai golongan jin dan manusia! Jika kalian sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka tembuslah.” (QS.Ar-Rahman: 33)

 Apa ibrahnya ?
            Disurah al Isra ketika al Qur’an berbicara tentang kemampuan linguistik, maka manusia yang dissebut terlebih dahulu dari jin, hal ini karena kemampuan manusia dalam urusan kefasihan berbicara, sastra dan menjelaskan perkataan lebih besar dari kemampun jin.
            Namun ketika diayat berikutnya saat berbicara tentang kemampuan untuk menembus penjuru langit dan bumi, jinlah yang disebut terlebih dahulu, Karena bangsa in secara umum lebih mampu melakukannya daripada manusia.  Sebab  mereka memiliki kecepatan bergerak menembus menembus langit dan tempat-tempat yang jauh.

وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ
“Dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya).” (QS.Al-Jin: 9)
Wallahu a’lam.