Friday 29 July 2022

SEJARAH TAHUN BARU HIJRIYAH


1.     Dahulu bangsa Arab tidak mengenal tahun, yakni dalam pengertian satuan waktu yang terdiri dari 12 bulan seperti yang kita kenal. Mereka memang telah menggunakan istilah tahun, namun yang dimaksud dengan tahun adalah moment atau peristiwa besar tertentu. Seperti istilah tahun gajah, tahun huzn dll.

2.     Ini berlangsung sampai masa diutusnya Rasulullah  hingga wafat. Dan berlanjut di masa kekhalifahan Abu bakar Shidik selama dua tahun juga belum ada tahun Islam.

3.     Barulah di masa pemerintahan Umar bin Khattab terjadi beberapa peristiwa yang melatar belakangi beliau berfikir untuk membuat tahun tersendiri bagi umat Islam.

4.     Diantaranya adalah kebingungan sebagian gubernur di beberapa wilayah ketika mendapat surat dari amirul Mukminin Umar bin Khattab. Di  mana ada instruksi untuk melaksanakan proyek di bulan tertentu. Para pemimpin daerah bingung yang dimaksud dengan bulan di surat tersebut di tahun ini atau tahun depan ? Mengingat untuk sampainya sebuah surat dari pusat kekhalifahan  ke beberapa daerah ada yang hingga berbulan-bulan.

5.     Beberapa riwayat juga menyebutkan ada sebagian shahabat yang tinggal di Yaman berkirim surat kepada shahabat lainnya yang ada di syam untuk bertemu di bulan tertentu di tanah suci. Wal hasil, mereka gagal bertemu. Karena yang berkirim surat datang di bulan tahun ini, sedangkan sahabat yang menerima surat datang di bulan yang sama pada tahun depannya.

6.     Maka Amirul mukminin Umar bin Khattab mengumpulkan para shahabat untuk bermusyawarah dalam hal penentuan tahun bagi umat Islam.

7.     Dalam Syura semua shahabat sepakat untuk membuat tahun sendiri, tidak menggunakan penanggalan yang sudah ada, baik versi Persia maupun Masehi.

8.     Shahabat juga sepakat bahwa yang akan dijadikan sebagai tahun pertama penanggalan adalah masa kehidupan Nabi, bukan masa Abu Bakar apalagi masa Umar.

9.     Namun mereka kemudian berbeda pendapat, dari masa kehidupan nabi tersebut, mana yang akan digunakan sebagai awal tahun, mengingat beliau hidup selama 63 tahun.

10.  Sebagian mengusulkan untuk menjadikan hari lahirnya beliau sebagai awal tahun, namun pendapat ini ditolak karena dianggap menyerupai kebiasaan orang Nashrani.

11.  Sebagian mengusulkan saat Nabi menerima wahyu pertama kali, yakni 40 tahun kemudian. Pendapat ini juga ada yang mendebat, karena masa itu meski istimewa karena awal kali turunnya wahyu, namun tidak banyak perubahan yang terjadi.

12.  Usulan  yang lain berikutnya adalah saat moment perang yang sangat menentukan dalam Islam, yakni perang Badar, ada juga yang berpendapat tahun kewafatan Nabi, namun ada shahabat yang tidak menyetujuinya. Terlebih tahun kewafatan Nabi, akan menjadikan suasana tahun baru Islam tahun kesedihan karena terkenang saat kewafatan sang pembawa Risalah.

13.  Lalu berdirilah sayidina Ali bin Abi Thalib, yang dengan lantang mengusulkan agar menjadikan saat hijrahnya Nabi sebagai awal tahun baru bagi umat Islam, karena setelah hijrah dakwah dan kaum muslimin telah memiliki kekuatan. Pendapa ini langsung disetujui oleh Umar dan para shahabat lainnya.

14.  Maka diputuskanlah bahwa tahun baru umat Islam adalah mulai dari tahun hirjahnya Nabi. Sehingg adikenal dengan isitlah tahun Hijriyah. Yang mana saat diadakan syura’ tersebut umar telah memerintah selama 4 tahun. Ditambah 2 tahun lebih sekian bulan maa Abu Bakar, lalu ditambah 10 tahun saat hijrahnya Nabi. Walhasil saat diketok palu rapat, kaum muslimin  langsung masuk ke tahun 17 Hijriyah.

 

15.  Masalah ternyata belum selesai. Karena untuk perputaran tahun, harus ditentukan mana bulan awal dan akhirnya. Terjadi kembali perbedaan pendapat, ada yang mengusulkan Ramadhan, Syawal dan bulan lainnya.

 

16.  Lalu sayidina Umar bertanya, di waktu kapan kaum muslimin berkumpul dalam jumlah besar ? Para shahabat lainnya menjawab di bulan haji (bulan Dzulhijjah). Maka beliau memutuskan bulan setelahnya yakni Muharram sebagai bulan pertama dari kalender Hijriyah. Supaya ketika umat Islam kembali dari haji, mereka membawa ke negeri masing-masing semacam spirit baru persatuan Islam.

 

17.  Riwayat lainnya menyebutkan bahwa usulan untuk dijadikannya bulan Muharram sebagai awal bulan dari penanggalan Hijriyah adalah dari sayidina Ustman bin Afffan radhiyallahu a’nhu.

 

18.  Sehingga sebenarnya, bulan Muharram bukanlah saat hijrahnya Nabi seperti yang disangkakan oleh banyak orang. Karena Nabi berhijrah dari Makkah ke Madinah berangkat di akhir bulan Shafar dan sampai awal dari bulan Rabi’ul Awwal.

 

Demikian, semoga bermanfaat.  

___

Rujukan :

(1)   Al Muntadzim fi at Tarikh Muluk wal Umam (4/226-227)

(2)   Tarikh ar Rusul wal Muluk (2/388-389)