Friday 21 October 2016

KEUTAMAAN MENGHADIRI MAJELIS ILMU (2)



1.      Lebih penting dari kebutuhan makan dan minum.
Imam Ahmad bin Hanbal berkata,  “Manusia sangat membutuhkan kepada ilmu melebihi kebutuhan mereka kepada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dalam sehari sekali atau dua kali saja. Sedangkan ilmu dibutuhkan sebanyak bilangan nafas seseorang.”
2.      Menuntut ilmu sepadan dengan jihad.
Abu ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya ia berkata :
مَنْ رَأَى الْغُدُوَّ وَالرَّوَاحَ إِلَى الْعِلْمِ لَيْسَ بِجِهَادٍ فَقَدْ نَقَصَ عَقْلُهُ وَرَأْيُهُ
“Barangsiapa yang menyangka bahwa pergi pagi dan sore untuk menuntut ilmu bukan termasuk jihad, maka akal dan pendapatnya ada yang kurang.”  
3.      Kumpulan amal yang agung
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata,
تَعَلَّمْ الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لَكَ حَسَنَةٌ ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ ، وَمُذَاكَرَتَهُ تَسْبِيحٌ ، وَالْبَحْثَ عَنْهُ جِهَادٌ ، وَتَعْلِيمَهُ مَنْ لَا يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ ، وَبَذْلَهُ لِأَهْلِهِ قُرْبَةٌ .
“Tuntutlah ilmu (belajarlah Islam) karena mempelajarinya adalah suatu kebaikan untukmu. Mencari ilmu adalah suatu ibadah. Saling mengingatkan akan ilmu adalah tasbih. Membahas suatu ilmu adalah jihad. Mengajarkan ilmu pada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah. Mencurahkan tenaga untuk belajar dari ahlinya adalah suatu qurbah (mendekatkan diri pada Allah).”
4.      Lebih berharga dari harta kekayaan.
‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata,
الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنْ الْمَالِ ، الْعِلْمُ يَحْرُسُك وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ ، وَالْمَالُ تُنْقِصُهُ النَّفَقَةُ ، وَالْعِلْمُ يَزْكُو بِالْإِنْفَاقِ
“Ilmu (agama) itu lebih baik dari harta. Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta mesti engkau menjaganya. Harta akan berkurang ketika dinafkahkan, namun ilmu malah bertambah ketika diinfakkan.”
5.      Lebih baik dari ibadah 60 tahun.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
مَجْلِسُ فِقْهٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّينَ سَنَةً
“Menghadiri majelis ilmu lebih baik dari ibadah 60 tahun lamanya.”
6.      Barometer kebaikan.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
مَنْ لَا يُحِبُّ الْعِلْمَ لَا خَيْرَ فِيهِ
“Siapa yang tidak mencintai ilmu agama, tidak ada kebaikan untuknya.”
7.      Lebih utama dari shalat sunnah.
Beliau juga berkata,

طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ
“Menuntut ilmu itu lebih utama dari shalat sunnah.”
8.      Kunci kesuksesan.
Imam Asy Syafi’i berkata,
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ ، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
“Siapa yang ingin dunia, wajib baginya memiliki ilmu. Siapa yang ingin akherat, wajib baginya pula memiliki ilmu.”



KEUTAMAAN MENGHADIRI MAJELIS ILMU (1)



1.      Kewajiban setiap Muslim.

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menimba Ilmu agama hukumnya wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
2.      Mendapatkan pahala haji yang sempurna

مَنْ غَدَا إلى مسجد لا يريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه ، كان له كأجر حاج ، تاما حجته

"Barangsiapa yang pergi ke masjid, tidak ada yang diinginkannya kecuali untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan. Maka baginya pahala seperti orang yang melakukan haji dengan sempurna." (HR. Suyuti)
3.      Mendapatkan ganjaran fi sabilillah.
مَنْ خَرَجَ في طَلَبِ العِلْمِ فَهُوَ في سَبيلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barangsiapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai pulang.” ( HR. Tirmidzi)

4.      Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dibangga-banggakan oleh Allah.

 
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
”Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.” (HR. Muslim).
5.      Diampuni dosa-dosanya

مَا جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالىَ فَيَقُوْمُوْنَ حَتَّى يُقَالُ لَهُمْ: قُوْمُوْا قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَبُـدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ

“Tidaklah duduk suatu kaum, kemudian mereka mengingat Allah dalam duduknya hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan (oleh malaikat) kepada mereka: Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian dan keburukan-keburukan kalian pun telah diganti dengan berbagai kebaikan.” (HR.Thabrani)

6.      Naungan Malaikat
وإنَّ الملائكةَ لَتضعُ أجنحتَها لطالبِ العلمِ رضًا بما يصنعُ
“Dan sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya kepada para penuntut ilmukan karena ridho atas yang telah dilakukan.”

7.      Dipintaskan jalan masuk ke dalam syurga
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga." (HR Muslim)
8.      Allah menghendaki kebaikan atas penuntut ilmu.

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

“Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka Allah akan menjadikan dia faham dalam bidang agama.” (HR Bukhari)


Semoga bermanfaat.