Pada suatu hari
datanglah Hasan dan Husain kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam yang
sedang duduk bersama para shahabatnya. Keduanya kemudian memanjat –manjat tubuh
kakeknya yang mulia tersebut. Rasulullah langsung paham, beliau lalu memberikan
punggungnya kepada kedua cucunya tersebut.
Hasan dan Husain
kemudian menjadikan baginda laksana kuda, mereka menghentak-hentakkan tubuh
Nabi dan menarik-narik rambut beliau shalallahu’alaihi wassalam. Nabi berkata kepada keduanya : "Sebaik-baik
penunggang kuda adalah kalian berdua…”
Hasan dan Husain nampak senang karena
dipuji oleh sang kakek tercinta. Nabi kemudian melanjutkan ucapannya, “Tapi
yang lebih hebat pengendara kuda dari kalian adalah ayah kalian.”
Pelajaran
- Nabi memuji orang tua Hasan
dan Husain, yakni sayidina Ali yang merupakan menantunya dihadapan keduanya.
Hal ini merupakan pelajaran penting dari parenting Nabawiyyah, bahwa seorang
anak harus ditumbuhkan rasa bangga kepada orang tuanya. Karena anak yang
memiliki orang tua yang dia banggakan, akan membuatnya mudah menuruti nasehat keduanya.
-
Terbalik dengan kebiasaan sebagian
kakek hari ini yang justru menceritakan ‘aib’ atau kekonyolan anak /menantu dihadapan cucu-cucunya. “Ah bapakmu
itu dulu nggak jelas…” Meski ini untuk lucu-lucuan, tapi sangat tidak tepat dihidangkan
untuk jiwa-jiwa yang masih bersih itu.
-
Ajarkan dan biarkan setiap
anak muslim bangga kepada orang tunya. Niscaya akan lahir dan tumbuh subur generasi-genarasi
hasan husain abad ini.