Sunday 22 October 2017

KALA NASIB SEMUT DI ISTANA DIPUTUSKAN FATWA


Ketika sultan Sulaiman al Qanuni wafat, disertakan dikubur bersamanya kotak yang berisi kumpulan kertas-kertas yang merupakan tulisan tangan para ulama.
Karena beliau dikenal sangat berhati-hati dalam menerapkan kebijakan. Sultan tidak akan menetapkan satu keputusan sebelum meminta fatwa dan pendapat para ulama.

Diantara tumpukan kertas itu ada tulisan Mufti Daulah Utsmaniyah saat itu Abi Sa’ud Afandi, ketika khalifah meminta fatwa tentang hukum meletakan kapur di ranting-ranting pohon di istana kekhalifahan agar semut tidak masuk dan mengotori istana. Kapur-kapur ini bisa jadi membunuh semut-semut itu.
Maka Abi Sa’ud Afandi saat itu memfatwakan bolehnya pemakaian kapur itu agar semut-semut tidak menyebar ke Istana.
______
Demikianlah pemimpin yang shalih, bahkan meminta pendapat ulama untuk urusan hewan. Maka bagaimanakah kedudukan pemimpin hari ini, yang tidak menggubris ulama dalam urusan kemanusiaan ?

SAATNYA ORANG SHALIH MENGONTROL PASAR


"Tempat paling dibenci Allah dimuka bumi adalah pasar-pasar." (HR. Muslim)

Bila kita mengetahui hadits ini, tentu sahabat -sahabat mulia lebih mengetahuinya lagi.

Bedanya, hari ini hadits tersebut menjadi legitimasi untuk menjauhkan muslimin dari pasarnya. Menggembosi ekonomi umat. Hasilnya, pasar kita direbut dan dikuasai oleh orang lain. 

Sedangkan dimasa sahabat, justru hadits ini yang memotivasi mereka untuk menguasai pasar. Bahkan mereka membangun pasar head to head dengan Yahudi. Hasilnya, sistem ribawi Yahudi gulung tikar, Perbankan Syariah jalan dan pasar dikontrol penuh oleh orang-orang shalih.

Bahkan Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam memiliki aktivitas rutin mengontrol pasar. Beliau berkeliling tiap hari ditempat yang 'dibenci Allah' yang menurut kebanyakan kita, tidak selayaknya manusia suci itu berada disitu. 

Lalu aktivitas beliau itulah yang akan melahirkan dalam sistem pasar Islam para Muhtasib. Yakni orang-orang Alim yang kerjanya mengontrol mekanisme pasar.
Sedangkan hari ini, ketika orang shalih tidak mengusai pasar dan tidak mampu mengontrolnya, jangan salahkan siapa-siapa jika sistem Riba merajalela, dan premanisme yang mengontrol pasar kita...