"Tempat paling dibenci Allah dimuka bumi adalah pasar-pasar." (HR. Muslim)
Bila kita mengetahui hadits ini, tentu sahabat -sahabat mulia lebih mengetahuinya lagi.
Bedanya, hari ini hadits tersebut menjadi legitimasi untuk menjauhkan
muslimin dari pasarnya. Menggembosi ekonomi umat. Hasilnya, pasar kita
direbut dan dikuasai oleh orang lain.
Sedangkan dimasa sahabat, justru hadits ini yang memotivasi mereka untuk menguasai pasar. Bahkan mereka membangun pasar head to head dengan Yahudi. Hasilnya, sistem ribawi Yahudi gulung tikar, Perbankan Syariah jalan dan pasar dikontrol penuh oleh orang-orang shalih.
Bahkan Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam memiliki aktivitas rutin mengontrol pasar. Beliau berkeliling tiap hari ditempat yang 'dibenci Allah' yang menurut kebanyakan kita, tidak selayaknya manusia suci itu berada disitu.
Lalu aktivitas beliau itulah yang akan melahirkan dalam sistem pasar Islam para Muhtasib. Yakni orang-orang Alim yang kerjanya mengontrol mekanisme pasar.
Sedangkan hari ini, ketika orang shalih tidak mengusai pasar dan tidak mampu mengontrolnya, jangan salahkan siapa-siapa jika sistem Riba merajalela, dan premanisme yang mengontrol pasar kita...
Sedangkan dimasa sahabat, justru hadits ini yang memotivasi mereka untuk menguasai pasar. Bahkan mereka membangun pasar head to head dengan Yahudi. Hasilnya, sistem ribawi Yahudi gulung tikar, Perbankan Syariah jalan dan pasar dikontrol penuh oleh orang-orang shalih.
Bahkan Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam memiliki aktivitas rutin mengontrol pasar. Beliau berkeliling tiap hari ditempat yang 'dibenci Allah' yang menurut kebanyakan kita, tidak selayaknya manusia suci itu berada disitu.
Lalu aktivitas beliau itulah yang akan melahirkan dalam sistem pasar Islam para Muhtasib. Yakni orang-orang Alim yang kerjanya mengontrol mekanisme pasar.
Sedangkan hari ini, ketika orang shalih tidak mengusai pasar dan tidak mampu mengontrolnya, jangan salahkan siapa-siapa jika sistem Riba merajalela, dan premanisme yang mengontrol pasar kita...
No comments:
Post a Comment