Thursday, 24 November 2016

Tua - tua Keladi



“Tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi”. Begitulah bunyi pepatah populer yang satu ini acapkali kita dengar. Meski konotasinya sering dialamatkan kepada hal negatif, tapi tidak ada salahnya kita sematkan kali ini untuk mengungkapkan kesungguhan sebagian ulama dalam menuntut ilmu meski telah diusia senja.
Berikut diantara ulama-ulama masyhur yang bisa dikatakan terlambat belajar agama. Alasan umur tidak menjadi udzur bagi mereka untuk terus belajar.

1.      Ibnu Hazm al Andulisi
Siapapun pasti tidak asing dengan nama yang satu ini. Pengarang kitab-kitab Bestseller seperti al Ihkam fi Ushul al Ahkam, al Muhalla, dan yang sangat fenomenal dikaji bukan hanya oleh muslimin tapi di universitas besar Barat hari ini : Tauqul Hamamah (dibawah naungan cinta). Sebuah karya yang luar bisa, sampai sebagian ulama mengatakan ; seseorang hari ini tidak dikatakan ahli syair dan memahami hakikat cinta sampai telah membaca Tauqul Hamamah.
Ternyata Ibnu Hazm baru menekuni ilmu keislaman diusia 26 tahun.

2.      Abul Walid al Baji
            Siapapun yang bermazhab Maliki atau telah menyentuh kitab perbandingan mazhab Fiqih pasti tidak asing dengan nama yang satu ini. Ulama besar Mazhab Malikiyyah yang merupakan penulis kitab al Muntaqa’ syarah al Muwatha’ yang disebut-sebut sebagai karangan terbaik dalam mazhab Maliki.
Al Baji rahimahullah mendalami ilmu agama diusia 40 tahun. Profesi beliau sebagai security tidak menghalanginya untuk giat belajar. Dibawah penerangan lampu jalanan ketika berjaga, beliau kunyah ilmu dan hafalan yang didapat disiang hari dari ulama. Allah pun tidak menyia-nyiakan usahanya, sehingga karya-karyanya sampai hari ini menjadi rujukan umat.

3.      Al imam Tirmidzi.
Abu Isa atau yang lebih kita kenal dengan Tirmidzi adalah ulama besar hadits. Kitab sunannya menjadi salah satu referensi wajib setiap penuntut ilmu. Ternyata beliau juga muali menekuni keilmuan khususnya dibidang hadits setelah berusia 26 tahun.

4.      Shalih bin Kaisan
Mungkin sebagian kita masih ada yang asing dengan nama yang satu ini. Tapi bagaimana kalau disebut nama Umar bin Abdul Aziz ? Kita pasti mengenalnya.
Shalih bin Kaisan adalah guru dari mujtahid, khalifah yang lurus Umar bin Abdul Aziz. Bisa dikatakan keluasan ilmu dan kezuhudann Umar adalah buah tangan dari beliau rahimahullah ta’ala.
Bukan hanya itu, para ulama-ulama hadits, yang namanya tercantum dishahih bukhari dan Muslim hampir sebagiannya adalah murid-murid sang imam besar hadits yang satu ini.
Al imam Shalih bin Kaisan baru belajar hadits diusia 40 tahun, dan terus belajar sampai kewafatannya diusia yang lebih dari  140 tahun. Karena beratnya menghafal diusia tua, menurut riwayat beliau awalnya hanya mampu menghafal 3 kata dalam semalam suntuk.  Sampai kemudian beliau bisa menghafal beberapa halaman dalam waktu yang singkat.

Masyaallah ... !
 
Masih banyak deretan nama-nama ulama lainnya yang gigih belajar diusia tua, seperti ulama besa mazhab Syafi’i Abu Bakar al Qoffal al Marwazi, Imam Baqilany, Hasan bin Ziyad dan lainnya.
Diriwayatkan ada yang bertanya pada Ibnul Mubarok, “Sampai kapan engkau menuntut ilmu?” “Sampai mati insya Allah”, jawab Ibnul Mubarok.

--------
Para sahabat Nabi belajar pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam baru ketika usia senja”. (imam Bukhari)



No comments:

Post a Comment