Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
1. Beliau adalah khalifah yang sah menurut kesepakatan para ulama ahlussunnah. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa khalifaturrasyidin selain empat shahabat yang disepakati yakni Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, ada khalifah yang kelima, beliau adalah sayidina Hasan bin Ali radhiyallahu'anhu.
Hal ini berdasarkan hadits Nabi ﷺ yang berbunyi :
الْخِلاَفَةُ فِى أُمَّتِى ثَلاَثُونَ سَنَةً
“Khilafah di tengah umatku berlangsung selama 30 tahun.” (HR. Ahmad)
2. Abul Izz al Hanafi ketika merinci masa 30 tahun dari masa kekhalifahan berkata :
~ Abu Bakar Shidiq 2 tahun 3 bulan
~ Umar bin Khattab 10 tahun 6 bulan
~ Utsman bin Affan 12 tahun
~ Ali bin Abi Thalib 4 tahun 9 bulan
Total keseluruhan masal khilafah rasyidah adalah 29 tahun 6 bulan. Lalu Hasan memerintah selama 6 bulan, maka genaplah 30 tahun.
3. Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
والدليل على أنه أحد الخلفاء الراشدين الحديث الخلافة بعدي ثلاثون سنة ثم تكون ملكاً وإنما كملت الثلاثون بخلافة الحسن بن علي
Dalil yang menyatakan bahwa Hasan adalah termasuk Khalifatur Rasyidin adalah hadits "Kekhalifahan setelahku akan berlangsung selama 30 tahun, setelah itu adalah kerajaan". Yakni tahun yang dijalani oleh Khalifatur Rasyidin (yang disepakati) lalu digenapkan oleh masa Hasan bin Ali.”
4. Ibnu Hajar al Haitsami rahimahullah berkata :
هو آخر الخلفاء الراشدين ...خليفة حق وإمام ...وأنها جزء مكمل لخلافة النبوة التي أخبر النبي (صلى الله عليه وسلم) والتي مدتها ثلاثون سنة.
“Hasan bin Ali adalah khalifah Rasyidah. Ia adalah pemimpin yang baik dan adil. Hasan menggenapkan masa 30 tahun dari kekhalifahan yang dikhabarkan oleh Nabi shallahu’alalihi wassalam yang akan berlangsung selama 30 tahun.”
5. Di zaman beliau, umat kaum muslimin terpolarisasi menjadi dua kelompok besar: Pertama, kelompok pendukung dirinya dan yang kedua pendukung Mu‘awiyah bin Abu Sufyan. Keduanya dibaiat menjadi amirul mukminin dan dipandang sebagai khalifah yang sah oleh pendukung masing-masing.
Namun sayidina Ḥasan bin Ali kemudian memilih mengalah dan menyerahkan kepada Muawiyah tampuk kepemimpinan untuk umat Islam. Padahal jika beliau mau untuk terus bersikukuh dan menempuh jalan konfrontasi, besar kemungkinan kemenangan akan berpihak kepadanya.
6. Apa yang dilakukan oleh Hasan ini telah diberitakan oleh Nabi shalallahu’alaihi wassalam sebelumnya dalam sabdanya :
إِنَّ ابْنِي هَذَا لَسَيِّدٌ، إِنْ يَعِشْ يُصْلِحْ بَيْنَ طَائِفَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Cucuku ini adalah calon pemimpin besar. Dalam hidupnya dia akan mendamaikan antara antara dua kelompok ummat Islam yang sedang bertikai.” (HR Ahmad)
Dan keputusan beliau ini berdasarkan pemahaman hadits di atas adalah benar dan yang pilihan yang diridhai oleh Allah ta’ala, meskipun menimbulkan kekecewaan yang mendalam kepada para pendukung dan loyalisnya.
7. Sayidina Hasan bin Ali radhiyallahu'anhu adalah sosok yang shalih, wara dan sangat takut kepada Allah. Sebuah riwayat menyebutkan, bila selesai dari berwudhu kulit Hasan berubah menjadi pucat pasi. Ketika ditanyakan kepadanya apa sebabnya, beliau menjawab : "Sebentar lagi aku akan menghadap dzat yang memiliki Arsy."
Mazib bin Hausab berkata : "Aku belum lernah melihat ada sosok yang begitu takut kepada Allah melebihi Hasan bin Ali dan Umar bin Abdul Aziz. Seolah-olah neraka diciptakan hanya untuk mereka berdua."[1]
8. Beliau adalah orang yang juga dikenal sangat zuhud terhadap dunia. Cukuplah menjadi bukti dari itu semua, ketika ia memilih mengalah mengundurkan diri dari kekhalifahan demi menjaga agar tidak terjadi pertumpahan darah pada tahun 41 H.
Ketika beliau ditanya alasan mundur dari jabatan khlifah, Hasan bin Ali menjawab :
كانت جماجم العرب في يدي، يسالمون من سالمت، ويحاربون من حاربت، فتركتها لله
"Aku mendapatkan dukungan dari banyak orang arab yang mereka siap mendukung ketika aku berdamai dengan siapapun atau memerangi siapapun yang ingin aku perangi. Namun aku meninggalkannya semata-mata mengharap ridha Allah."[2]
Dalam riwayat lain beliau berkata : "Aku khawatir ada 70.000 atau 80.000 atau bahkan lebih banyak yang urat lehernya berlumuran darah, lalu menuntutku di hadapan Allah."
9. Saat ia terus didesak oleh pendukungnya agar tetap bertahan memegang tampuk kekhalifahan, beliau menjawab dengan tegas : "Aku tak ingin memiliki tangan yang berlumuran darah. Aku tak ingin mendapatkan sesuatu dengan mengorbankan kaum muslimin. Aku sudah tahu apa saja yang menguntungkanku dan apa yang merugikanku. Pulanglah kalian semua !"
10. Sayidina Hasan adalah sosok yang sangat pemurah lagi dermawan. Ciri khas yang melekat kuat pada para pemimpin-pemimpin yang baik. Ia kerap kali membagi-bagikan harta dalam jumlah yang sangat banyak. Ibnu Sirin mengatakan :
وكان يعطي الرجل الواحد مائة ألف
"Kadang kala Hasan membagikan uang hingga 100.000 dirham (7 milyar) hanya kepada satu orang."[3]
Sa'id bin Abdul Aziz berkata :
سمع الحسن بن علي رجلا إلى جنبه يسأل الله أن يرزقه عشرة آلاف درهم، فانصرف، فبعث بها إليه
"Pernah ada orang yang berdo'a kepada Allah meminta 10.000 dirham (700.000 juta) , Hasan yang mendengar do'a tersebut bergegas pulang dan memberikan uang sejumlah itu kepada orang tersebut."[4]
Bersambung...
No comments:
Post a Comment