
Berikut
ini kami rangkumkan beberapa fadhilah dari keutamaan shalat malam, semoga
dengan membaca dan mengetahuinya kita semakin bersungguh –sungguh dalam
mengerjakannya. Amin.
1. Shalat malam mengangkat derajat kemulyaan
Hal ini sebagaimana
firman Allah subhanahu wata’ala : “Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajjudlah
kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke
tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’:79)
Jibril
‘alaihissalam pernah mendatangi Rasulullah lalu berkata, “Wahai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada pada shalat malamnya.dan
tidak merasa butuh terhadap manusia.” (HR. Al-Hakim).
Wahab
bin Munabih berkata, "Shalat di waktu malam akan menjadikan orang yang
rendah kedudukannya, mulia, dan orang yang hina, menjadi
berwibawa.
Sedangkan puasa di siang hari akan mengekang seseorang dari dorongan
syahwatnya."[1]
2.
Amalan orang –orang terpilih
Qiyamul lail
itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga. Allah
ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air, sambil mengambil
apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia)
adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur
di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”
(Adz-Dzariyat: 15-18).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “
Hendaklah kalian menunaikan Qiamullail, karena qiamullail adalah kebiasaan
orang-orang shaleh sebelum kalian yang bisa mendekatkan kalian pada Rabb kalian
pelebur kesalahan, penghalang dosa dan pengikis penyakit tubuh.” ini merupakan
sabda Rasullulah (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
3.
Terjaga dari
gangguan setan, dan
menjadikan jiwa dalam keadaan segar dan bersih dipagi hari.
Mereka
yang senantiasa menjaga shalat malam akan Allah jauhkan dari segala kejahatan
dan tipudaya setan. Termasuk akan terhindar dari santet, sihir dan bentuk
kejahatan yang biasa dilakukan oleh setan dan bala tentaranya. Sebaliknya, siapa yang
meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya
dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh.
Suatu
hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shalallahu‘alaihi wasallam
tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk mengerjakan shalat,
maka beliau menyatakan: “Orang
tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun
‘alaih).
Disebutkan
juga dalam sebuah hadits,
“Setan mengikat pada
tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian
akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur
itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia
bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu
simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian
apabila ia shalat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam
keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun shalat dan
ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan
malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa
orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang
lainnya?” Beliau rahimahullah menjawab: “Karena mereka suka berduaan
bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan
cahaya-Nya.”
4.
Saat
mustajabah untuk berdoa dan turunnya ampunan Allah.
Ketahuilah,
di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang
meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia
memohon ampunan kepada-Nya.
Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu
saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim).
Dalam
riwayat lain juga disebutkan, “Rabb kalian turun setiap malam ke langit
dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang
yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari).
Dalam
riwayat lain dengan redaksi :“Barangsiapa
yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon
(sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa
kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi
sampai terbitnya fajar.[2]
Diriwayatkan pula dari Jabir radhiyallahu’anhu, ia
barkata, “Aku mendengar Rosulullah bersabda, ‘Sesungguhnya pada malam
hari itu benar-benar ada saat yang mana tidaklah seorang muslim dapat
menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali
pasti Allah akan memberikannya, dan itu terjadi setiap malam.” (HR.
Muslim)
5. Amalan yang
memudahkan pengamalnya masuk Syurga
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Wahai
manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan shalat malamlah pada waktu orang-orang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi)
6.
Menyehatkan
jiwa dan juga raga.
Rasulullah
shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal
itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia adalah wasilah mendekatkan diri pada Allah, penghapus dosa, dan pengusir penyakit
dari dalam tubuh.”
(HR. Tarmidzi)
Atha’
ibn Abi Rabah berkata “Sesungguhnya qiyamul lail itu menghidupkan badan,
menerangi hati, membuat air muka bercahaya serta menguatkan penglihatan dan
anggota badan, seseorang apabila melaksanakan qiyamul lail akan merasakan
kegembiraan dan apabila terlewat qiyamul lailnya maka ia akan merasa sangat
sedih seakan-akan ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga.” Allah
memberi persaksian terhadap iman mereka yang sempurna.
7. Tanda orang yang memiliki keimanan yang memukau
Allah ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang
yang beriman kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan
dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji
Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh
dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa
takut dan harap, serta mereka menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan
kepada mereka.” (As-Sajdah 14-16)
Firman-Nya pula, “(Apakah kamu wahai orang musyrik
yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar 9)
8. Pelakunya berhak mendapatkan iri dari orang lain.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam
bersabda, “Tidak dibolehkan bersikap hasad selain terhadap dua orang: Orang
yang diberi anugerah hafal Al-Quran, lalu ia gunakan untuk melakukan shalat
malam dan shalat di siang hari; dan orang yang Allah berikan anugerah harta,
lalu ia gunakan untuk berinfak siang dan malam.” (HR Muslim)
Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail
Berikut
ini kami tuturkan kisah teladan para orang-orang shalih
terdahulu yang berkaitan dengan amalan agung ini. Yang kami
nukul dari beberapa kitab diantaranya Tazkiyyatun Nufus karya Dr Ahmad Farid, Al-bidayah
wa Nihayah oleh Ibnu Katsir, Az Zuhud karya imam AHmad dan lainnya. Semoga menjadi
inspirasi bagi kita semua untuk bisa menjadi ahli tahajjud.
Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap
dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk
shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah, sampai
menjelang fajar menyingsing.
Abu Hurairah
dan keluarganya membagi malam menjadi tiga bagian. Sepertiga pertama ia bangun
dan shalat, sepertiga kedua istrinya bangun dan sepertiga ketiga anak
laki-lakinya bangun, dan mereka bergantian saling membangunkan. Dalam hal ini
Abu Hurairah melaksanakan Hadits Rasul yang berbunyi “Semoga Allah subhanahu
wata’ala memberikan rahmat seorang suami yang bangun malam untuk shalat
kemudian membangunkan istrinya, apabila istrinya menolak ia percikan air kemuka
istrinya, semoga Allah memberikan rahmat kepada seorang istri yang bangun dan
shalat kemudian membangunkan suaminya, apabila suaminya menolak ia percikan air
ke wajah suaminya.” (HR. Abu Daud).
Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di
dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup
bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal
di dunia ini.”
Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya
ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan mengerjakan shalat
berjamaah.”
Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang
telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang
bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah
kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat
(berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di
waktu malam.”
Tsabit Al
Banani berkata, “Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun
dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu.”
Jadi total beliau membiasakan shalat malam
selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan
kesabaran agar seseorang terbiasa bahkan
bisa menikmati mengerjakan shalat tahajjud.
Sufyan
ats-Tsauri mengatakan, “Hanya karena satu dosa, aku kehilangan (kenikmatan) shalat
malam selama lima bulan.” Ia ditanya,”apa dosa tersebut?” Ia menjawab,”Ketika
aku melihat orang yang menangis, aku berkata dalam hatiku, ‘orang ini menangis
karena ingin dipuji oleh orang lain.”
Seorang ulama
salaf menangis saat mau meninggal, ketika ditanya apa yang membuatmu menangis?
Beliau menjawab: “aku menangisi hari dimana aku tidak puasa, dan malam dimana aku tidak bangun.”
Ibnu Jauzi
berkata : “Kalau seandainya shalat malamku ditukar dengan usia nabi Nuh dalam
kekayaan Qarun, niscaya aku akan rugi.”
Penutup
Pembaca yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail.
Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah
diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi
siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk diantara
hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah.
Yaa Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menundukkan
dan menghinakan wajah dan hatinya hanya kepadaMu. Sehingga kami menjadi hina hanya dihadapanMu,
menghamba pun hanya kepadaMu. Amiin.
No comments:
Post a Comment