Monday, 27 May 2013

KEUTAMAAN SHALAT MALAM




Shalat malam atau yang biasa disebut juga dengan shalat Tahajjud atau Qiyamul Lail adalah termasuk golongan ibadah yang memiliki banyak keutamaan, disyari’atkan oleh Allah subhanahu wata’ala sebagai ibadah nafilah yang agung lagi mulia. Banyak sekali ayat dan juga hadits Nabawi yang menyebutkan tentang besarnya pahala yang diperoleh dari melaksanakan shalat malam. Bahkan ulama telah ijma (sepakat) bahwa shalat yang paling baik setelah shalat wajib adalah shalat malam, berdasarkan hadits : “Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (Mutafaqqun ‘alaih)


Berikut ini kami rangkumkan beberapa fadhilah dari keutamaan shalat malam, semoga dengan membaca dan mengetahuinya kita semakin bersungguh –sungguh dalam mengerjakannya. Amin.
 
1.   Shalat malam mengangkat derajat kemulyaan
Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala : “Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’:79)
Jibril ‘alaihissalam pernah mendatangi Rasulullah lalu berkata, “Wahai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada pada shalat malamnya.dan tidak merasa butuh terhadap manusia.” (HR. Al-Hakim).
Wahab bin Munabih berkata, "Shalat di waktu malam akan menjadikan orang yang rendah kedudukannya, mulia, dan orang yang hina, menjadi berwibawa. Sedangkan puasa di siang hari akan mengekang seseorang dari dorongan syahwatnya."[1]

2.    Amalan orang –orang terpilih
Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga. Allah ta’ala berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Hendaklah kalian menunaikan Qiamullail, karena qiamullail adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian yang bisa mendekatkan kalian pada Rabb kalian pelebur kesalahan, penghalang dosa dan pengikis penyakit tubuh.” ini merupakan sabda Rasullulah (HR. Ahmad dan Tirmidzi). 

3.    Terjaga dari gangguan setan, dan menjadikan jiwa dalam keadaan segar dan bersih dipagi hari.
Mereka yang senantiasa menjaga shalat malam akan Allah jauhkan dari segala kejahatan dan tipudaya setan. Termasuk akan terhindar dari santet, sihir dan bentuk kejahatan yang biasa dilakukan oleh setan dan bala tentaranya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh.
Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shalallahu‘alaihi wasallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk mengerjakan shalat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).

Disebutkan juga dalam sebuah hadits,Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia shalat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun shalat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau rahimahullah menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya.”

4.    Saat mustajabah untuk berdoa dan turunnya ampunan Allah.
Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya. Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim).
Dalam riwayat lain juga disebutkan, “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya? (HR Bukhari).
Dalam riwayat lain dengan redaksi :“Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar.[2]
Diriwayatkan pula dari Jabir radhiyallahu’anhu, ia barkata, “Aku mendengar Rosulullah bersabda, ‘Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang mana tidaklah seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali pasti Allah akan memberikannya, dan itu terjadi setiap malam.” (HR. Muslim)

5.   Amalan yang memudahkan pengamalnya masuk Syurga
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan shalat malamlah pada waktu orang-orang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi)

6.    Menyehatkan jiwa dan juga raga.
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,  “Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia adalah wasilah  mendekatkan  diri pada Allah, penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh.” (HR. Tarmidzi)
Atha’ ibn Abi Rabah berkata “Sesungguhnya qiyamul lail itu menghidupkan badan, menerangi hati, membuat air muka bercahaya serta menguatkan penglihatan dan anggota badan, seseorang apabila melaksanakan qiyamul lail akan merasakan kegembiraan dan apabila terlewat qiyamul lailnya maka ia akan merasa sangat sedih seakan-akan ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga.” Allah memberi persaksian terhadap iman mereka yang sempurna.

7.   Tanda orang yang memiliki keimanan yang memukau
Allah ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang yang beriman kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (As-Sajdah 14-16)
Firman-Nya pula, “(Apakah kamu wahai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar 9)

8.   Pelakunya berhak mendapatkan iri dari orang lain.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak dibolehkan bersikap hasad selain terhadap dua orang: Orang yang diberi anugerah hafal Al-Quran, lalu ia gunakan untuk melakukan shalat malam dan shalat di siang hari; dan orang yang Allah berikan anugerah harta, lalu ia gunakan untuk berinfak siang dan malam.” (HR Muslim)

Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail
Berikut ini kami tuturkan kisah teladan para orang-orang shalih terdahulu yang berkaitan dengan amalan agung ini. Yang kami nukul dari beberapa kitab diantaranya Tazkiyyatun Nufus karya Dr Ahmad Farid, Al-bidayah wa Nihayah oleh Ibnu Katsir, Az Zuhud karya imam AHmad dan lainnya. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semua untuk bisa menjadi ahli tahajjud.
Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah, sampai menjelang fajar menyingsing.
Abu Hurairah dan keluarganya membagi malam menjadi tiga bagian. Sepertiga pertama ia bangun dan shalat, sepertiga kedua istrinya bangun dan sepertiga ketiga anak laki-lakinya bangun, dan mereka bergantian saling membangunkan. Dalam hal ini Abu Hurairah melaksanakan Hadits Rasul yang berbunyi “Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan rahmat seorang suami yang bangun malam untuk shalat kemudian membangunkan istrinya, apabila istrinya menolak ia percikan air kemuka istrinya, semoga Allah memberikan rahmat kepada seorang istri yang bangun dan shalat kemudian membangunkan suaminya, apabila suaminya menolak ia percikan air ke wajah suaminya.” (HR. Abu Daud).

Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini.”
Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan mengerjakan shalat berjamaah.”
Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam.”

Tsabit Al Banani berkata, “Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu.
 Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa bahkan bisa menikmati mengerjakan shalat tahajjud.
Sufyan ats-Tsauri mengatakan,  “Hanya karena satu dosa, aku kehilangan (kenikmatan) shalat malam selama lima bulan.” Ia ditanya,”apa dosa tersebut?” Ia menjawab,”Ketika aku melihat orang yang menangis, aku berkata dalam hatiku, ‘orang ini menangis karena ingin dipuji oleh orang lain.”
Seorang ulama salaf menangis saat mau meninggal, ketika ditanya apa yang membuatmu menangis? Beliau menjawab: “aku menangisi hari dimana aku tidak puasa, dan malam dimana aku tidak bangun.
Ibnu Jauzi berkata : “Kalau seandainya shalat malamku ditukar dengan usia nabi Nuh dalam kekayaan Qarun, niscaya aku akan rugi.”

Penutup
Pembaca yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail. Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah.
Yaa Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menundukkan dan menghinakan wajah dan hatinya hanya kepadaMu. Sehingga kami menjadi hina hanya dihadapanMu, menghamba pun hanya kepadaMu. Amiin.





[1] As-Shalaatu wat Tahajjud (hal. 298).
[2] Tafsir Ibnu Katsir 3/54.

No comments:

Post a Comment